Penggunaan
system informasi di organisasi bukannya tanpa risiko. Penggunaan atau akses
yang tidak sah, perangkat lunak yang tidak berfungsi, kerusakan pada perangkat
keras, gangguan dalam komunikasi, bencana alam, dan kesalahan yang dilakukan
oleh petugas merupakan beberapa contohbetapa rentannya sistem informasi
menghadapi berbagai risiko dan potensi risiko yang kemungkinan timbul dari
penggunaan sistem informasi yang ada. Beberapa hal yang menjadi tantangan
manajemen menghadapi berbagai risiko dalam penggunaan sistem informasi yaitu:
A.
Bagaimana merancang sistem yang tidak mengakibatkan terjadinya pengendalian
yang berlebih (overcontrolling) atau pengendalian yang terlalu lemah
(undercontrolling).
B. Bagaimana pemenuhan standar jaminan kualitas (quality assurance)
dalam aplikasi sistem informasi. Mengapa sistem informasi begitu rentan? Data
yang disimpan dalam bentuk elektronis umumnya
lebih mudah atau rawan sekali
terhadap ancaman atau gangguan yang mungkin timbul, dibanding jika data
tersebut disimpan secara manual.
Beberapa
ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi dan berpengaruh terhadap sistem
informasi, adalah sebagai berikut:
1.
Kerusakan perangkat keras.
2.
Perangkat lunak tidak berfungsi.
3.
Tindakan-tindakan personal.
4.
Penetrasi akses ke terminal.
5.
Pencurian data atau peralatan.
6.
Kebakaran.
7.
Permasalahan listrik.
8.
Kesalahan-kesalahan pengguna.
9.
Program berubah.
10.Permasalahan-permasalahan
telekomunikasi.
Kemajuan
dalam telekomunikasi dan perangkat lunak dan keras computer secara signifikan
juga memberikan kontribusi atas meningkatnya kerentanan dan gangguan terhadap
sistem informasi. Melalui jaringan telekomunikasi, informasi disebarkan atau
dihubungkan ke berbagai lokasi. Kemungkinan adanya akses yang tidak sah,
gangguan atau kecurangan dapat saja terjadi baik di satu atau beberapa lokasi
yang terhubung. Semakin kompleksnya perangkat keras juga menciptakan
kemungkinan terjadinya peluang untuk penetrasi dan manipulasi penggunaan sistem
informasi. Pertumbuhan dan penggunaan yang pesat internet dalam berbagai
aktivitas juga mengundang timbulnya berbagai gangguan terhadap system
informasi. Dua hal yang menjadi perhatian di sini adalah masalah hackers dan
virus.
Hacker
adalah seseorang yang melakukan akses yang tidak sah ke jaringan komputer untuk
tujuan mencari keuntungan, kriminal, atau hanya untuk sekedar kesenangannya.
Sedangkan virus adalah program yang mengganggu dan merusak file yang ada dalam
komputer, serta sulit untuk dideteksi. Virus ini dapat cepat sekali menyebar,
menghancurkan file, dan mengganggu pemrosesan dan memory sistem informasi.
Umumnya, untuk mencegah penyebaran virus yang menyerang, digunakan program
khusus anti virus yang didesain untuk mengecek sistem computer dan file yang
ada dari kemungkinan terinfeksi oleh virus komputer. Seringkali, anti virus ini
mampu untuk mengeliminasi virus dari area yang terinfeksi. Namun, program
antivirus ini hanya dapat untuk mengeliminasi atas virus-virus komputer yang
sudah ada. Oleh karenanya, para pengguna komputer disarankan untuk secara berkala
memperbarui program anti virus mereka. Semakin meningkatnya kerentanan dan
gangguan terhadap teknologi informasi telah membuat para pengembang dan
pengguna system informasi untuk menempatkan perhatian yang khusus, terutama
terhadap permasalahan-permasalahan yang dapat menjadi kendala untuk penggunaan
sistem informasi secara memadai. Paling tidak ada 3 hal yang menjadi perhatian
khusus di sini, yaitu:
1.
Bencana (disaster)Perangkat keras komputer, program-program, file-file data,
dan peralatan-peralatan komputer lain dapat dengan seketika hancur oleh karena
adanya bencana, seperti: kebakaran, hubungan arus pendek (listrik), tsunami,
dan bencana-bencana lainnya. Jika bencana inimenimpa, mungkin perlu waktu
bertahun-tahun dan biaya yang cukup besar (jutaan dan bahkan mungkin milyaran
rupiah) untuk merekonstruksi file data dan program komputer yang hancur. Oleh
karenanya, untuk pencegahan atau meminimalkan dampak dari bencana, setiap
organisasi yang aktivitasnya sudah memanfaatkan teknologi informasi biasanya sudah
memiliki:a. Rencana Kesinambungan Kegiatan (pada perusahaan dikenal dengan
Bussiness Continuity Plan) yaitu suatu fasilitas atau prosedur yang dibangun
untuk menjaga kesinambungan kegiatan/layanan apabila terjadi bencanab. Rencana
Pemulihan Dampak Bencana “disaster recovery plan”, yaitu fasilitas atau
prosedur untuk memperbaiki dan/atau mengembalikan kerusakan/dampak suatu
bencana ke kondisi semula. Disaster recovery plan ini juga meliputi kemampuan
untuk prosedur organisasi dan “back up” pemrosesan, penyimpanan, dan basis
data.
2.
Sistem Pengamanan (security) Merupakan kebijakan, prosedur, dan pengukuran
teknis yangdigunakan untuk mencegah akses yang tidak sah, perubahan program,
pencurian, atau kerusakan fisik terhadap sistem informasi. Sistem pengamanan
terhadap teknologi informasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan
teknik-teknik dan peralatan-peralatan untuk mengamankan perangkat keras dan
lunak komputer, jaringan komunikasi, dan data.
3.
Kesalahan (errors)Komputer dapat juga menyebabkan timbulnya kesalahan yang
sangat mengganggu dan menghancurkan catatan atau dokumen, sertaaktivitas
operasional organisasi. Kesalahan (error) dalam sistem yang terotomatisasi
dapat terjadi di berbagai titik di dalam siklus prosesnya, misalnya: pada saat
entri-data, kesalahan program, operasional komputer, dan perangkat
keras.Kerentanan dan Penyalahgunaan system Ketika sejumlah data penting dalam
bentuk digital, maka data tersebut rentan terhadap berbagai jenis ancaman, dari
pada data yang tersimpan secara manual. ancaman-ancaman tersebut bisa saja
berasal dari faktor teknis, organisasi, dan lingkungan yang diperparah oleh
akibat keputusan manajemen yang buruk.Bagi perusahaan atau individu di dalam
menyimpan data-data penting yang menyangkut privasi atau kerahasiaan perusahaan,
apalagi perusahaan yang menggunakan web, sangat rentan terhadap penyalahgunaan,
karena pada dasarnya web mempunyai akses yang sangat luas dan dapat diakses
oleh semua orang, membuat sistem perusahaan dengan mudah mendapat serangan yang
pada umumnya berasal dari pihak luar, seperti hacker. seorang hacker adalah
seseorang yang ingin mendapatkan akses secara tidak sah dari suatu sistem
komputer, dan biasanya hacker ini memiliki maksud kriminal dengan tujuan
tertentu, seperti karena tujuan keuntungan , kejahatan atau kesenangan pribadi.
Aktivitas hacker tidak hanya terbatas menyusup ke dalam sistem, tetapi juga
mencuri barang dan informasi dalam dan bisa merusak sistem melalui serangan,
diantaranya serangan DoS (Distributed Denial-of-Service),yaitu jaringan
serangan penolakan layanan terdistribusi yang menggunakan ribuan komputer untuk
membanjiri jaringan sasaran. DoS seringkali membuat situs mati dan tidak dapat
diakses oleh pengguna yang sah.Bagi perusahaan dengan jaringan Wi-Fi, tidak
menjamin terlepas dari para penyusup yang dengan mudah menggunakan
program-program sniffer dan spoofing untuk mendapatkan alamat untuk mengakses
tanpa izin, yang memungkinkan hacker mampu mencuri informasi berharga dari
jaringan manapun, termasuk pesan e-mail, file serta laporan penting perusahaan.
Kerusakan sistem informasi juga bisa terjadi karena adanya peranti lunak yang
berbahaya, seperti virus komputer yang menempelkan diri ke program lainnya
tanpa sepengetahuan dan seizin pengguna. Ancaman lainnya yatu worn (cacing) yang
mengakibatkan kehancuran data dan program serta bisa menghentikan kerja
jaringan komputer. Trojan Horse adalah program peranti lunak yang dianggap
tidak terlalu berbahaya, tetapi bisa menjadi jalan bagi virus lainnya untuk
masuk ke dalam sistem komputer, dan spyware adalah peranti lunak berbahaya yang
memasang diri secara sembunyi-sembunyi di komputer untuk memantau kegiatan
penelusuran web oleh pengguna komputer. Kejahatan dalam sistem informasi juga
meliputi pencurian identitas, seperti yang dilakukan oleh pelaku phishing, yang
membuat situs palsu atau mengirim pesan e-mail yang mirip dengan pesan yang
berasal dari perusahaan yang sah. Dengan maksud untuk meminta pengguna mengisi
data pribadi mereka yang sangat rahasia, seperti no rekening pribadi pengguna.
Selain itu, pengguna akhir dalam sistem informasi juga dapat melakukan
kesalahan. Kita cenderung berpikir bahwa ancaman keamanan data dalam perusahaan
hanyan berasal dari luar, tetapim pada kenyataannya, ada pihak internal
perusahaan yang bisa mengancam keamanan, yaitu karyawan, mereka pada umumnya
mempunyai akses informasi yang istimewa, karena kesalahan memasukkan data dan
prosedur keamanan internal yang buruk dalam perusahaan, mereka dapat
menjelajahi sistem perusahaan tanpa meninggalkan jejak.
sumber : http://alviemartika09.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar